JAKARTA - Dosen dan akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengungkapkan produktivitas padi dan jagung meningkat karena kontribusi penggunaan benih unggul dan pupuk. Berbagai hasil riset penggunaan benih unggul yang ditunjang dengan pemupukan yang tepat, berdampak signifikan pada peningkatan hasil panen.
Sebagaimana diketahui, Prima Gandhi,
Prima Gandhi, lelaki kelahiran Jakarta 34 tahun yang lalu adalah seorang akademisi di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi Manajemen IPB University, selanjutnya mengatakan terlihat dari trend produktivitas padi Indonesia semakin meningkat berkat berbagai terobosan dan penggunaan teknologi sehingga mampu meningkatkan produksi pada era Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Jumat (08/04/2022).
Baca juga:
Ini Cara Babinsa di Jeumpa Dorong Pajale
|
Namun dsemikian. Fakta dan kenyataan tersebut diatas, harus disebutkan, bahwa itu adalah merupakan hasil dari salah satu arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat yang membahas topik “Penguatan Ekosistem Pangan” di Istana Merdeka, Rabu, 6 Oktober 2021.
Berdasarkan catatan yang ada, adalah Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk meningkatkan produktivitas jagung nasional agar mencapai target yang dibutuhkan bahkan melampauinya.
Hal tersebut merupakan salah satu arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat yang membahas topik “Penguatan Ekosistem Pangan” di Istana Merdeka pada saat berlangsungnya acara tersebut.
“Yang tahap pertama itu terkait dengan budidaya. Bagaimana pengembangan jagung untuk bisa kita produktivitasnya terus meningkat dan produksi nasionalnya sesuai dengan target yang dibutuhkan bahkan melampaui target yang ada, ” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya seusai mengikuti rapat tersebut.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga memerintahkan Mentan untuk menyiapkan pengelolaan mulai dari pemetikan hingga pengolahan pascapanen. Mentan juga diminta untuk menyiapkan pasar bagi komoditas jagung.
Kembali kepada apa yang diungkapkan oleh akademisi IPB tersebut diatas, dengan gamblang Gandhi menyebutkan, trend produktivitas padi terlihat dari angka perhitungan BPS.
Data BPS menyebutkan produktivitas padi sejak 2019 semakin meningkat yakni tahun 2019 sebesar 5, 11 ton/hektar, tahun 2020 sebesar 5, 13 ton/hektar dan 2021 sebesar 5, 22 ton/hektar, bahkan di tingkat Asia posisi produktivitas Indonesia berada peringkat kedua setelah Vietnam..
Menurut Gandhi, tak hanya itu, sambungnya, data FAO pun menyebutkan di tahun 2018 Indonesia menduduki peringkat kedua dari 9 negara negara FAO di Benua Asia.
Adapun urutannya Vietnam 5, 89 ton/hektar, Indonesia 5, 19 ton/hektar, Bangladesh 4, 74 ton/hektar, Filipina 3, 97 ton/hektar, India 3, 88 ton/hektar, Pakistan 3, 84 ton/hektar, Myanmar 3, 79 ton/hektar, Kamboja 3, 57 ton/hektar dan Thailand 3.l, 09 ton/hektar.
“Ini menunjukkan program kerja Kementerian Pertanian on the right track, mesinnya bergerak di lapangan, akselerasi produksi dilakukan melalui mapping kawasan andalan, kawasan utama maupun kawasan pengembangan, ” ucapnya.
Lebih lanjut Gandhi menjelaskan pada kawasan andalan, program kerja Kementan dengan memacu upaya meningkatkan produksi dan produktivitas melalui peningkatan indeks pertanaman dan penggunaan benih unggul serta pemupukan berimbang tepat sesuai kebutuhan hara tanah. Ada kegiatan perluasan areal tanam maupun meningkatkan indeks pertanaman.
“Hal yang sama terlihat telah dilakukan untuk memacu produksi jagung. Selain padi di lahan sawah, petani mengidolakan tanam jagung di lahan kering karena menguntungkan dan mudah ditanam, ” terangnya.
Berbicara mengenai peningkatan produktifitas tanaman jagung, rupanya hal tersebut telah menjadi tekad bulat Mentan SYL bersama jajarannya. Hal itu dapat dibuktikan pada 22 September 2020, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan penanaman jagung, sekaligus meresmikan Food Estate di Desa Umbul Pabal Kecamatan Umbu Rato Nggai Barat, Sumba Tengah, Selasa (22/9).
Tanam jagung ini dihadiri juga Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Sodan, Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu serta jajaran Eselon I Kementerian Pertanian.
Mentan SYL mengatakan kedatangannya di Sumba Tengah, selain untuk tanam jagung, ia juga ingin memastikan produksi jagung cukup sesuai kebutuhan bulanan.
Menurutnya, harus ada peningkatan luas tanam dan produktivitas sebagai upaya bersama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor. Saat ini, beberapa sentra penghasil jagung sudah mencapai target produktivitas sekitar 8-9 ton/ha, walaupun rata-rata produktivitas jagung lokal saat ini masih sekitar 6, 4 ton/ha.
"Untuk itu, kami (Kementan) memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster, " ungkap SYL dalam pernyataan resminya waktu itu. (Andi Azis).