Cilacap - Untuk memperluas pemasaran produk karya WBP, Seksi Kegiatan Kerja Lapas kelas IIA Permisan Nusakambangan Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah menggelar stand lapak di area alun-alun kota Cilacap, Minggu (15/01).
Stand Lapas Permisan Nusakambangan digelar dikawasan air mancur alun-alun kota Cilacap dengan menawarkan berbagai macam kerajinan tangan seperti batik, syal, kaos sablon, lampu tidur hias, gantungan kunci, dan kaligrafi. Mulai dari pukul 05.30 stand sudah tertata rapi.
Pengunjung silih berganti mengunjungi stand Lapas Permisan menanyakan detail dari produk yang dipajang. Kaos sablon menjadi salah satu produk yang banyak menarik perhatian hari ini karena selain desain yang sudah kekinian dan mengusung tema Pulau Nusakambangan, harganya pun juga ramah di kantong. Selain itu pengunjung penasaran mengenai bagaimana WBP berproses kerja di dalam Lapas.
M. Akbar Aji Putra, Staff Seksi Giatja Lapas Permisan Nusakambangan yang bertugas menjaga Stand Lapas Permisan hari ini menjelaskan bahwa di Lapas Permisan Nusakambangan tidak lagi menjadi tempat menjalani hukuman yang menyeramkan, namun juga sebagai tempat berkarya, sebagai bekal narapidana kembali bermasyarakat.
Baca juga:
Warga Serbu Minyak Goreng di Monumen Mandala
|
"Salah satu pembinaan yang dilaksanakan di Lapas Permisan adalah pembinaan kemandirian. WBP dibekali keterampilan untuk membuat gantungan kunci, kaligrafi, batik, kaos sablon dan masih banyak lagi. Jadi Warga Binaan tidak hanya berdiam diri namun juga melakukan hal produktif untuk bekal hidupnya kelak saat bebas. Ada puluhan karya yang dipamerkan, dari rentang harga gantungan kunci seharga 5000 sampai kaligrafi seharga 600.000 pun ada. Warga Binaan juga akan mendapat premi dari produk yang dijual, " Ulas Akbar.
Putri yang merupakan salah satu pengunjung, yang juga warga Cilacap, sangat mengapresiasi hasil karya yang dihasilkan oleh warga binaan. Selama ini dirinya menganggap Nusakambangan adalah tempat yang menakutkan dan tidak terpikirkan ada pembinaan kemandirian yang menghasilkan produk seperti ini.
"Dulu saya beranggapan Nusakambangan adalah tempat menakutkan dan mengerikan dengan dihuni narapidana kelas kakap, namun setelah mendapat penjelasan dari bapaknya tadi ternyata ada Lapas Medium di Nusakambangan melaksanakan pembinaan kemandirian seperti contoh Lapas Permisan ini. Saya sebagai masyarakat sangat mengapresiasi karya warga binaan ini. Selain bernilai ekonomis, ini bisa menjadi bekal warga binaan untuk kembali ke masyarakat, " Ujarnya.