YOGYAKARTA - Remaja merupakan harapan bangsa, semangat dan potensi mereka dalam membangun negeri ini melalui pendidikan, kreativitas dan kepemimpinan dapat membuat mereka menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan dan keadilan suatu negeri.
Royal Ambarrukmo Yogyakarta gelar Focus Group Discussion (FGD), mengambil tema, ' Nasionalisme di Era Modern Sebagai Kelanjutan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih '
Baca juga:
SMP Negeri 1 Sekincau Adakan Sertijab Kepsek
|
Menemui Herman Courbois selaku General Manager ROYAL AMBARRUKMO Yogyakarta menyebutkan pentingnya nilai nasionalisme. Ia mengakui bahwa sangat mengapresiasi RISE (Remaja Indonesia Sehat) Foundation.
" Jadi kita bisa mengajak kurang lebih 50 anak muda untuk meningkatkan Nasionalisme mereka "
Ia menerangkan bahwa 1 Juni kemarin memperingati hari lahirnya Pancasila dan nanti 17 Agustus, tetapi Nasionalisme dalam diri anak muda masih kurang.
" Mereka mungkin saja telah bercampur dengan budaya korea, budaya barat. Saya harap dengan ini (Acara FGD) dapat memeluk hati mereka untuk cinta Indonesia, Indonesia tidak kalah dengan negara yang lainnya "
" Bulan ini (Juni), Juli dan Agustus masih akan bagi - bagi bendera, supaya nanti tanggal 17 Agustus bendera - bendera itu dikibarkan setinggi - tingginya di semua sekolah dan instansi lainya, " ungkap Herman, Sabtu (24/06/2023).
Instansi yang menerima bendera,
1. Universitas Islam Indonesia
2. Institut Seni Indonesia Yogyakarta
3. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
4. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
5. Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
6. Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta
7. Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta
8. SMA Bopkri 1 Yogyakarta
9. SMA Islam Al-Azhar 9 Yogyakarta
10. SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta
11. SLB Negeri 1 Yogyakarta
12. SLB Negeri 1 Bantul
13. SD Negeri Ambarrukmo
Sedikit informasi Royal Ambarrukmo Yogyakarta merupakan hotel bintang 5 yang dahulu dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono IX dan Ir. Soekarno, sehingga dapat dikatakan merupakan hotel yang kental akan nilai sejarah.
Sebagai wujud melanggengkan dan menghargai perjuangan terdahulu, Royal Ambarrukmo Yogyakarta berkolaborasi dengan RISE (Remaja Indonesia Sehat) Foundation mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan,
“Nasionalisme di Era Modern ”
Kegiatan itu dihadiri oleh para remaja di Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo.
Acara ini diawali dengan talk show tentang implementasi nilai-nilai nasionalisme oleh 2 mahasiswa berprestasi yaitu Afina Nurul Faizah yang merupakan seorang aktivis perempuan dan Jadid Purwaka Aji yang
merupakan Co-Chairman dari Ngide Dulu.
Kemudian acara dilanjutkan dengan diskusi dan saling bertukar opini antar peserta dipandu oleh 2 narasumber dan pembawa acara sebagai pemantik.
Setelah sesi diskusi, para peserta mendapatkan workshop refleksi diri dari RISE Foundation mengenai rasa nasionalisme pada diri masing-masing.
Di penghujung acara, dilaksanakan pula pembagian Bendera Merah Putih kepada 20 instansi dan lembaga pendidikan. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih yang dilakukan pada tanggal 1 Juni lalu bertepatan dengan Hari Kelahiran Pancasila.
Pembagian Bendera ini merupakan simbolis dari harapan untuk terus menyebar luaskan dan mengembangkan rasa nasionalisme, terutama melalui instansi dan lembaga pendidikan.
Royal Ambarrukmo Yogyakarta berharap dengan acara ini, maka para generasi muda dapat menumbuhkan rasa nasionalisme masing-masing sehingga sense of belonging terhadap nilai-nilai Pancasila menjadi lebih kuat.
Bagaimanapun, para remaja merupakan harapan dan penerus bangsa, sehingga sangat penting untuk menanamkan rasa nasionalisme dan rasa cinta terhadap tanah air.
Dewo Isno Broto Imam Santoso, SH., selaku Kepala Badan Kesbangpol Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebutkan bahwa kerjasama ini merupakan kolaborasi dengan Royal Ambarrukmo untuk menemukan pola pikir bersama dengan anak muda, sehingga generasi yang lebih dulu (tua) dapat memahami apa yang menjadi keinginan anak muda dalam membangun rasa Nasionalisme.
" Generasi muda ini perlu adanya sentuhan dari negara untuk mengupayakan generasi muda ini dengan cara mereka dan gaya mereka sendiri "
" Potensi remaja ini juga menjadi hak tawar bagi kita dalam berkreatifitas untuk dapat mengenalkan diri mereka terhadap budaya dan kebudayaan secara utuh, " Pungkas Dewo Isno. (Ray)