JAKARTA - Trek balapan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) atau Formula E sudah rampung 100 persen. Hanya tinggal Paddock dan grandstand yang menurut prediksi Presiden Jokowi akan tuntas usai lebaran. Setelah dinamika yang lumayan "bising" terkait upaya pihak tertentu menggagalkan Formula E, akhirnya balap bergengsi ini pun siap dilaksanakan bulan juni mendatang.
Presiden Jokowi mengapresiasi kerja dan kesungguhan Gubernur DKI Anies Baswedan. Jokowi datang dan meninjau lokasi: sudah sejauhmana persiapannya. Jokowi sangat mendukung Formula E dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk nonton balap bertaraf International ini di bulan Juni mendatang.
Setelah MotoGP, Formula E akan menjadi arena bergengsi bagi Indonesia untuk menghadirkan kebanggan di mata dunia International. Selain target investasi yang juga diharapkan masuk ke Indonesia melalui ajang Formula E.
Rakyat antusias untuk melihat Presiden Jokowi bersama Anies Baswedan duduk berdampingan di tribun dan menonton balap Formula E. Ini akan menjadi pemandangan yang melegakan bagi rakyat Indonesia. Dua tokoh yang saat ini menjadi icon bangsa menyapa dunia dan mengenalkan Indonesia sebagai negara yang layak dihitung oleh dunia.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Ampun, Presiden
|
Banyak pihak yang mengartikan kunjungan Presiden Jokowi ke Formula E senen kemarin (25/4) sebagai kunjungan politik. Mereka mengkait-kaitkan kunjungan Jokowi ke Formula E dengan Pilpres 2024. Wajar, karena pertama, Jokowi adalah politisi. Setiap langkahnya akan dimaknai dan dipahami secara politis. Kedua, pilpres 2024 sudah ramai dibincangkan. Semua kandidat sudah bergerak untuk sosialisasi, bahkan kampanye. Ketiga, sudah sepatutnya Presiden Jokowi sebagai pemimpin bangsa mendorong setiap anak bangsa yang punya potensi untuk ikut serta dalam kompetisi di Pilpres 2024. Semakin banyak yang ikut berkompetisi, maka bangsa ini akan bisa memilih yang terbaik dari para calon yang ada.
Kalau kunjungan Jokowi di trek Formula E Ancol dianggap sebagai dukungan politik kepada Anies, ini juga bisa dijelaskan. Pertama, Anies rising star. Semua variabel di dalam diri Anies memiliki potensi besar untuk menang di 2024. Menghitung sejunlah variabelnya, peluang Anies menang di Pilpres 2024 lebih besar dari peluangnya di pilgub DKI 2017 lalu. Situasi politik saat ini cukup menguntungkan buat Anies. Relasi yang dinamis diantara partai-partai politik membuka peluang yang begitu besar untuk Anies mendapatkan tiket maju.
Kedua, Gibran punya peluang dan kans untuk menjadi Cagub di DKI. Kalau peluang ini diambil, Gibran tidak boleh berhadapan dengan Anies. Anies terlalu kuat di Jakarta. Berdasarkan survei yang tidak dipublish, tingkat kepuasan warga DKI terhadap Anies mencapai 70-an persen. Dihadapkan dengan lawan siapapun, Anies akan menang satu putaran. Angkanya di atas 60 persen. Maka, Anies harus didorong untuk nyapres.
Secara kalkulatif, dukungan Presiden Jokowi kepada Anies di pilpres 2024 adalah langkah yang paling realistis dan strategis.
Jakarta, 26 April 2022
Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa